Oktober 24, 2025

WHO Luncurkan Laporan Resistensi Antimikroba Sedunia: Intisari dan Kontribusi OUCRU

WHO baru saja menerbitkan Global Antimicrobial Resistance and Use Surveillance (GLASS) Report edisi terbaru. Laporan 2025 ini memberikan gambaran paling lengkap dan terkini tentang situasi resistensi antimikroba (AMR) di seluruh dunia, berdasarkan data dari 104 negara.

GLASS adalah sistem global yang memantau bagaimana kuman bereaksi terhadap antibiotik dan bagaimana negara-negara memperkuat kemampuannya dalam mengawasi AMR.

Berikut poin-poin terpenting dari laporan GLASS 2025:

1. Pengawasan global semakin kuat
Jumlah negara yang melaporkan data AMR meningkat dari 25 pada 2016 menjadi 104 pada 2023. Meski begitu, data dari kawasan Amerika, Pasifik Barat, dan sebagian Afrika masih terbatas.
2. Resistensi kian meluas
Sekitar satu dari enam infeksi bakteri di dunia kebal terhadap antibiotik. Tingkat resistensi tertinggi tercatat di Asia Tenggara dan Mediterania Timur.
3. Bakteri gram-negatif kritis kian sulit diobati
Bakteri umum seperti E. coli, K. pneumoniae, dan Acinetobacter spp. semakin kebal, bahkan terhadap antibiotik terkuat seperti karbapenem. Kuman-kuman ini sering menyebabkan pneumonia, sepsis, dan infeksi saluran kemih.
4. Negara berpendapatan rendah-menengah menanggung beban terberat
Resistensi tertinggi muncul di wilayah dengan sistem kesehatan dan kapasitas diagnostik yang lemah. Kondisi ini berujung pada suatu lingkaran setan: kurangnya pemeriksaan mempercepat penyebaran resistensi dan resistensi yang meningkat membuat infeksi semakin sulit ditangani.
5. Penggunaan antibiotik lini pertama masih jauh dari target
Antibiotik lini pertama hanya mencakup sekitar separuh dari penggunaan global. Target WHO pada 2030 adalah 70 persen. Antibiotik lainnya seharusnya digunakan sebagai pilihan terakhir.
 

Kontribusi OUCRU dalam Laporannya

Raph Hamers dan Gilbert Lazarus memimpin tim OUCRU Indonesia dan melibatkan peneliti-peneliti dari University of Calgary dan WHO untuk menyusun tinjauan sistematis dalam Bab 4 GLASS 2025. Tinjauan ini membandingkan data resistensi dari publikasi ilmiah selama tahun 2018–2023 dengan data pengawasan GLASS tahun 2023.

Kegiatan laboratorium di OUCRU Indonesia di mana para peneliti meneliti resistensi antimikroba (foto ilustrasi).

Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat resistensi yang dilaporkan dalam publikasi ilmiah sering kali lebih tinggi daripada data GLASS. Hal ini wajar karena sebagian besar studi ilmiah tentang AMR dilakukan di rumah sakit-rumah sakit besar yang biasanya menangani kasus AMR yang paling berat dan paling kebal obat. Terlepas dari perbedaan tersebut, kedua sumber data menunjukkan pola yang sama tentang tingginya resistensi, terutama pada Acinetobacter spp., Staphylococcus aureus, dan Salmonella spp.

“GLASS memberikan gambaran makro di tingkat nasional dan global, sedangkan tinjauan sistematis ini memperluas cakupan wilayah serta memberikan data yang lebih detail, sehingga hotspots regional yang tidak tampak dalam rata-rata nasional bisa terlihat,” ujar Gilbert Lazarus, dokter peneliti di OUCRU Indonesia.“

“Kontribusi terhadap laporan WHO ini adalah bagian dari komitmen OUCRU untuk memperkuat penelitian berbasis bukti terkait resistensi antimikroba,” kata Raph, Kepala Program Riset Penyakit Infeksi Klinis di OUCRU Indonesia. “Kami bangga bekerja bersama WHO dan para mitra untuk memperkuat bukti yang diperlukan bagi pengambilan kebijakan yang lebih baik.”

OUCRU Indonesia memiliki portofolio riset AMR yang aktif, termasuk ACORN, NASPA, uji klinis PRYSMA, dan berbagai studi lainnya.

Learn More

Related

Skip to content