OUCRU Indonesia sedang mempersiapkan uji klinis Fase 2 untuk vaksinasi yang bisa melindungi dari dua parasit malaria yang paling umum, Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax. Uji coba yang akan dilakukan di Keerom, Papua, ini akan menjadi uji vaksinasi pertama pada manusia untuk dua jenis malaria sekaligus.
Uji klinis ini menggunakan dua vaksin yang dikembangkan oleh Jenner Institute: R21 untuk P. falciparum dan Rv21 untuk P. vivax. Kedua vaksinnya akan diberikan secara bersamaan sebagai bagian dari regimen multidosis. Tujuannya adalah menghasilkan perlindungan dari kedua spesies malaria hanya dengan satu vaksinasi – capaian baru dalam pengembangan vaksin malaria.
“Ini adalah langkah penting menuju solusi praktis bagi negara seperti Indonesia,” kata Profesor Kevin Baird, Direktur OUCRU Indonesia. “Vaksinasi yang melindungi dari malaria falciparum dan vivax akan menjadi teroboasan besar bagi Asia Pasifik yang menanggung lebih dari 80 persen beban P. vivax dunia.”
Dr. Mehreen Datoo, peneliti utama dari Jenner Institute, mengunjungi Jakarta dan Keerom beberapa waktu lalu untuk bertemu mitra dan meninjau persiapan uji coba. Ia berperan penting dalam pengembangan R21, salah satu dari hanya dua vaksin malaria yang telah direkomendasikan WHO. Rekomendasi tersebut didasarkan pada uji coba di Afrika dan hanya menargetkan P. falciparum. Hingga kini, belum ada vaksin berlisensi untuk P. vivax.

“Vaksin R21 sudah direkomendasikan WHO untuk digunakan pada anak-anak di Afrika, dan penting untuk mempertimbangkan perluasan penggunaannya serta di mana lagi vaksin ini bisa bermanfaat,” ujar Datoo. “Studi ini akan membantu kita memahami bagaimana kinerja vaksin pada orang dewasa di wilayah lain, sekaligus meneliti potensi perlindungan terhadap spesies malaria lain seperti P. vivax. ”
Keerom dipilih sebagai lokasi penelitian karena tingkat kasus malarianya yang sangat tinggi. “Penyakit ini bersifat hiperendemis di wilayah tersebut, menyebabkan sakit berat dan kematian setiap tahun,” kata Baird. “Kondisi ini menjadikannya lokasi yang ideal untuk menguji performa vaksinasi dwispesies di situasi nyata.”

Uji klinis Fase 2 ini direncanakan dimulai setelah uji klinis Fase 1 Rv21 di Inggris selesai, diperkirakan sekitar pertengahan 2026.
Ini akan menjadi uji coba vaksin malaria kedua yang dilakukan OUCRU Indonesia, setelah tahun lalu menggelar studi vaksin malaria pertama di Indonesia, khususnya uji vaksin Sanaria® PfSPZ dan Sanaria® PfSPZ-CVac.
Sebagai salah satu lembaga penelitian penyakit menular terdepan di Indonesia, OUCRU Indonesia saat ini memimpin tiga dari enam uji klinis aktif di tanah air.