Februari 15, 2024

Memimpin dengan Wibawa: Bagaimana Gaya Kepemimpinan Bijaksana Dr. Suwarti Menginspirasi Perkembangan di OUCRU Indonesia

Perjalanan Dr. Suwarti (Atie) bersama OUCRU Indonesia dimulai pada tahun 2018 sebagai penerima beasiswa Young Scientist Fellowship OUCRU. Saat itu, ia terlibat dalam studi tentang leptospirosis, salah satu penyakit tropis yang terabaikan. Rasa keingintahuan dan dedikasinya bagi kesehatan kemudian mendorong Atie untuk memperluas penelitiannya ke diagnostik molekuler Tuberkulosis, Covid-19, dan HIV.

Saat melakukan riset, Atie tidak hanya berusaha memahami patogen, tetapi juga manusia, baik yang berusaha ia bantu lewat risetnya maupun rekan kerjanya. Pekerjaan Atie tentunya membutuhkan koordinasi yang kompleks dan pengelolaan tim yang dinamis—tantangan yang ia atasi secara bijaksana.

Berkaca tentang perannya sebagai pemimpin, Atie mengakui betapa kompleksnya mengelola tim yang beragam dan pentingnya bermufakat. Gaya kepemimpinannya cenderung kritis, reflektif, dan berani dalam hal mengakui dan belajar dari kesalahan. Pendekatan ini berhasil menyukseskan proyek sekaligus membangun lingkungan yang positif dan tangguh.

Tim Atie di OUCRU Indonesia

Membuat Perbedaan

Atie tumbuh sebagai seorang pemimpin sebagian besar berkat program Make a Difference yang ia ikuti pada tahun 2022. Berlangsung selama dua tahun, program kepemimpinan ini berdampak terhadap gaya kepemimpinan dan manajemen kerjanya. Dengan penuh semangat, Atie menyoroti berbagai aspek unik dari program tersebut, termasuk cara penyampaian, pengaturan modul, dan kesempatan untuk berinteraksi serta mengekspresikan diri–semuanya terjadi dalam kerangka kerja yang terorganisir dan tepat waktu.

“Kepemimpinan bukan sekadar mengarahkan orang lain. Lebih dari itu, kepimimpinan adalah tentang memahami diri sendiri,” tutur Atie. “Program ‘Make a Difference’ mengajarkan saya berbagai cara untuk memimpin diri sendiri dan orang lain. Saya menyadari pentingnya bagi seorang pemimpin untuk terkadang mengambil langkah mundur. Pemahaman baru ini telah mengubah cara saya memandang kepemimpinan. Sangatlah penting untuk merenungkan tindakan sendiri dan memperbaiki diri sebelum meminta orang lain berubah. Kepemimpinan yang baik dimulai dari diri sendiri dan berdampak pada orang-orang di sekitar.”

Atie berpartisipasi dalam Program Make A Difference

Setelah dua tahun mengikuti Program Make A Difference, Atie menjadi lebih introspektif, belajar untuk berpikir sebelum berbicara dan merenungkan tindakan-tindakannya secara lebih mendalam. Perubahan pola pikir ini turut mengubah cara ia berinteraksi dengan timnya sehingga sekarang ia bisa menjadi contoh bagi rekan-rekannya dan bisa memupuk budaya kerja di mana kepemimpinan setiap orang diakui dan dikembangkan.

“Perubahan signifikan yang paling saya rasakan sejak mengikuti program Make a Difference adalah dalam mengambil keputusan. Saya kini lebih berhati-hati dalam bertutur dan lebih kontemplatif dalam mempertimbangkan setiap keputusan yang saya buat. Perubahan ini membuat saya bertindak lebih berdasarkan pertimbangan matang ketimbang impuls, memastikan bahwa respons saya terpikirkan, bukan reaktif.”

Perubahan yang Atie terapkan tidak hanya berdampak pada timnya. Pengaruhnya merambah ke berbagai grup lain di OUCRU, termasuk Unit Uji Klinis dan bagian Laboratorium. Ia mendeskripsikan interaksinya dengan kedua grup tersebut “sangat penting”, seringkali melibatkan kolaborasi antara lima sampai sepuluh orang atau lebih, tergantung proyeknya.

“Dalam bidang kami, kolaborasi adalah kunci,” ungkap Atie. “Program kepemimpinan ini memberikan saya kemampuan untuk menyatukan orang-orang dengan satu tujuan bersama, meskipun kami punya perbedaan.”

Atie berbagi pengalamannya dengan Program Make A Difference

Menginspirasi Generasi Baru

Meskipun berhadapan dengan berbagai tantangan terkait penyakit menular di Indonesia, Atie terus memimpin dengan positivitias, refleksi, dan upaya untuk terus memperbaiki diri–bukti dedikasinya untuk mencapai keunggulan profesional.

Meski telah banyak mencapai prestasi sebagai ilmuwan dan pemimpin di OUCRU Indonesia, ketika ditanya tentang pencapaian yang paling membanggakan, ia mengatakan, “Saya tidak akan menyebutnya pencapaian terbesar. Ini adalah tugas saya. Saya percaya bahwa saya benar-benar berperan ketika saya bisa menginspirasi orang lain untuk memberikan yang terbaik dan bersikap proaktif dalam kerja-kerjanya. Ketika mereka melakukannya sehingga proyek kami lancar dan sukses. Itulah kepuasan yang sebenar-benarnya bagi saya.”

Dalam menghadapi ancaman penyakit yang tidak mengenal batas, pekerjaan Atie di OUCRU Indonesia sangat penting. Komitmennya untuk memupuk pendekatan kepemimpinan yang kolaboratif dan penuh pertimbangan dalam sains tidak hanya memajukan upaya penelitian, tetapi juga menginspirasi dan memberdayakan generasi baru pemimpin muda untuk mengatasi masalah kesehatan global.

Skip to content